Pekerjaan yang selalu menanti di
pagi hari adalah menyiapkan air untuk mandi semua anggota keluarga yang ada di
rumah Pak Dukuh. Keluarga Pak Dukuh terdiri dari 5 orang: Pak Dukuh, Bu Dukuh, Kak
Salma, Ano, dan Kei. Diantara semuanya Bu Dukuh dan Kak Salmalah yang memiliki
sikap ramah kepada Kala. Mereka selalu
perhatian kepadanya tidak seperti yang lain, hanya marah- marah dan menyuruh
ini- itu. Bu Dukuh dan Kak Salma tidak pernah memarahinya, bahkan tidak ragu
membantu pekerja Kala ketika sedang menumpuk. Didalam rumah itu juga ada si
Ano, tukang masak dirumah itu. Ano memiliki sikap yang cuek dan pemarah tanpa
sebab, banyak orang bilang itulah yang menyebabkan sampai saat ini ia belum
menikah dan di juluki perawan tua.
Nasib lalu membawa Kala pada
kehidupan kota besar. Dari seorang pembantu di keluarga Pak Dukuh di desanya,
Kala beralih menjadi pengasuh anak bagi sebuah keluarga menengah. Di kota Kala
juga berkesempatan untuk mengenyam pendidikan sekalipun hanya tamatan SMP
karena Kala sadar akan kemampuannya yang di bawah standart, maka ia dengan ijin
dari Kak Tien untuk tidak meneruskan sekolah namun ia kursus keterampilan
perempuan tak jauh dari tempat tinggal Kala di kota. Di besarkan di Kota bersama keluarga Kak
Banar dan Kak Tien, Kala bertumbuh menjadi gadis yang berkarekter. Tahun demi
tahun berlalu, usianya pun sudah dibilang matang tidak seperti kanak- kanak
lagi. Ia mulai mengerti dan merasakan yang namanya cinta. Ketertarikannya
terhadap lawan jenis yang menghadirkan bara- bara cinta dalam hati Kala. Jatuh
cinta pertama kali pada seorang ajudan di tempat ia bekerja mengenalkan Kala
pada rasa sakit akan sebuah cinta yang tak terbalas. Entah trauma atau memang
suratan takdir, hingga usia senja Kala tak juga menemukan tempat yang tepat
bagi pelabuhan hatinya.
Suatu ketika, keluarga Kak Banar dan
Kak Tien terancam keutuhannya. Kak Tien memergok Kak Banar sedang berselingkuh
dengan perempuan lain. Sejak itu Kak Tien memutuskan untuk pergi dari rumah dan
tinggal bersama Is, anak semata wayangnya yang kini telah berkeluarga. Kak
Banar yang dulu menjadi pejabat kepolisian dengan karier yang bagus, kini harus
meratapi nasibnya. Seperti roda yang berputar, kini kejayaannya telah runtuh.
Rumah besar yang ditempatinya pun telah berpindah tangan ke orang lain.
Sekarang Kak Banar tinggal dengan selingkuhannya yang kini telah menjadi istri
kedua Kak Banar. Kala yang dulu menjadi pembantu di rumah Kak Banar pun, pindah
ke rumah Is dan bekerja disana. Beberapa tahun kemudian, entah karena apa Kak Banar mengajak rujuk Kak Tien.
Awalnya tidak ada yang setuju namun tekad bulat dari Kak Banar dan Kak Tien
tidak mampu menghalanginya. Namun tidak sempat menikmati kebahagianan, Kak
Banar dan Kak Tien mengalami kecelakaan dan seketika mati di tempat kejadian.
Kala sangat terpukul akan nasib yang di alami oleh majikannya yang kini sudah
dianggap sebagai keluarganya.
Setelah kejadin itu, Kala memutuskan
untuk kembali ke kampung halaman. Kala berpikir setelah ia kembali ke kampung,
kesedian dan kenangannya bersama majikannya akan hilang dan kesedihannya akan
lenyap. Namun ternyata sesampainya di kampung, Kala harus menerima kenyataan
kalau kini Ibunya telah tiada. Dan kejadian inilah yang menyebabkan Kala di
salahkan atas meninggalnya Ibunya oleh Kemi karena Kala dalam beberapa tahun
tidak pernah pulang ke kampung untuk sekedar berkunjung. Di kampung halaman ia
tinggal dengan Kemi dan keluarga kecilnya dan mereka hidup sederhana. Sampai
akhirnya Kala sakit- sakitan dan menutup usia bersama kesendiriannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar