Sabtu, 06 April 2013

Sinopsis " JEJAK KALA"



           
Kala,  seorang gadis miskin yang harus rela kehilangan masa kecilnya karena harus membantu ibunya mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Kala tinggal di suatu rumah dengan ibu dan seorang kakak perempuan bernama Kemi. Kemi bekerja sebagai penjaga toko, sedangan ibu dan Kala bekerja di rumah Pak Dukuh sebagai pembantu. Kala tidak sempat menikmati bangku sekolah, bermain dengan teman- temannya dan melakukan hal- hal lain selayaknya anak seusia dengannya. Bangun sebelum matahari terbit, menempuh perjalanan melintasi hutan, bekerja keras sepanjang hari, dan baru kembali pulang ketika matahari telah berangkat tidur. Sekalipun Kala harus bekerja keras, namunia tetaplah seorang anak- anak, yang memiliki kecerian seolah tanpa beban. Kenyataannya dalam hati Kala, ia ingin bebas bermain kapanpun seperti anak- anak yang lain, bisa bersekolah. tanpa harus bekerja,  apalagi bekerja sebagai pembantu, yang tergolong pekerjaan yang berat dan sangat menguras tenaga bagi anak sekecil Kala.
            Pekerjaan yang selalu menanti di pagi hari adalah menyiapkan air untuk mandi semua anggota keluarga yang ada di rumah Pak Dukuh. Keluarga Pak Dukuh terdiri dari 5 orang: Pak Dukuh, Bu Dukuh, Kak Salma, Ano, dan Kei. Diantara semuanya Bu Dukuh dan Kak Salmalah yang memiliki sikap ramah kepada Kala. Mereka  selalu perhatian kepadanya tidak seperti yang lain, hanya marah- marah dan menyuruh ini- itu. Bu Dukuh dan Kak Salma tidak pernah memarahinya, bahkan tidak ragu membantu pekerja Kala ketika sedang menumpuk. Didalam rumah itu juga ada si Ano, tukang masak dirumah itu. Ano memiliki sikap yang cuek dan pemarah tanpa sebab, banyak orang bilang itulah yang menyebabkan sampai saat ini ia belum menikah dan di juluki perawan tua.
            Nasib lalu membawa Kala pada kehidupan kota besar. Dari seorang pembantu di keluarga Pak Dukuh di desanya, Kala beralih menjadi pengasuh anak bagi sebuah keluarga menengah. Di kota Kala juga berkesempatan untuk mengenyam pendidikan sekalipun hanya tamatan SMP karena Kala sadar akan kemampuannya yang di bawah standart, maka ia dengan ijin dari Kak Tien untuk tidak meneruskan sekolah namun ia kursus keterampilan perempuan tak jauh dari tempat tinggal Kala di kota.  Di besarkan di Kota bersama keluarga Kak Banar dan Kak Tien, Kala bertumbuh menjadi gadis yang berkarekter. Tahun demi tahun berlalu, usianya pun sudah dibilang matang tidak seperti kanak- kanak lagi. Ia mulai mengerti dan merasakan yang namanya cinta. Ketertarikannya terhadap lawan jenis yang menghadirkan bara- bara cinta dalam hati Kala. Jatuh cinta pertama kali pada seorang ajudan di tempat ia bekerja mengenalkan Kala pada rasa sakit akan sebuah cinta yang tak terbalas. Entah trauma atau memang suratan takdir, hingga usia senja Kala tak juga menemukan tempat yang tepat bagi pelabuhan hatinya.
            Suatu ketika, keluarga Kak Banar dan Kak Tien terancam keutuhannya. Kak Tien memergok Kak Banar sedang berselingkuh dengan perempuan lain. Sejak itu Kak Tien memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal bersama Is, anak semata wayangnya yang kini telah berkeluarga. Kak Banar yang dulu menjadi pejabat kepolisian dengan karier yang bagus, kini harus meratapi nasibnya. Seperti roda yang berputar, kini kejayaannya telah runtuh. Rumah besar yang ditempatinya pun telah berpindah tangan ke orang lain. Sekarang Kak Banar tinggal dengan selingkuhannya yang kini telah menjadi istri kedua Kak Banar. Kala yang dulu menjadi pembantu di rumah Kak Banar pun, pindah ke rumah Is dan bekerja disana. Beberapa tahun kemudian, entah  karena apa Kak Banar mengajak rujuk Kak Tien. Awalnya tidak ada yang setuju namun tekad bulat dari Kak Banar dan Kak Tien tidak mampu menghalanginya. Namun tidak sempat menikmati kebahagianan, Kak Banar dan Kak Tien mengalami kecelakaan dan seketika mati di tempat kejadian. Kala sangat terpukul akan nasib yang di alami oleh majikannya yang kini sudah dianggap sebagai keluarganya.
            Setelah kejadin itu, Kala memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Kala berpikir setelah ia kembali ke kampung, kesedian dan kenangannya bersama majikannya akan hilang dan kesedihannya akan lenyap. Namun ternyata sesampainya di kampung, Kala harus menerima kenyataan kalau kini Ibunya telah tiada. Dan kejadian inilah yang menyebabkan Kala di salahkan atas meninggalnya Ibunya oleh Kemi karena Kala dalam beberapa tahun tidak pernah pulang ke kampung untuk sekedar berkunjung. Di kampung halaman ia tinggal dengan Kemi dan keluarga kecilnya dan mereka hidup sederhana. Sampai akhirnya Kala sakit- sakitan dan menutup usia bersama kesendiriannya.

Tidak ada komentar: